playlist quu :)


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Senin, 02 April 2012

Kasus IFRS

 
Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau IFRS.

Batas waktu yang ditetapkan bagi seluruh entitas bisnis dan pemerintah untuk menggunakan IFRS adalah 1 Januari 2012.

     ”Semua persiapan ke arah sana harus diselesaikan karena ini akan dimulai pada 1 Januari 2012. Coba dilihat dampak pada biayanya karena pengalihan standar akan menyebabkan timbulnya ongkos tambahan,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (5/5), saat menjadi pembicara kunci dalam seminar ”IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya”.
Menurut Sri Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini.

      ”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu dilakukan,” ujarnya.
Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP).

      Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).

      Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.

Tujuh Manfaat Penerapan IFRS

Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
  1. Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
  2. Kedua, mengurangi biaya SAK.
  3. Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
  4. Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
  5. Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.
  6. Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
  7. Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
     ”Pengalaman di Eropa, ada beberapa masalah yang muncul dalam implementasi IFRS, antara lain perencanaan waktu yang kurang matang dan kurangnya dukungan dari manajemen puncak,” tuturnya.

      Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Etty Retno Wulandari mengatakan, Indonesia perlu mengadopsi
IFRS karena sebagian besar negara di dunia sudah menganut standar akuntansi itu.
Dengan demikian, IFRS dapat meningkatkan perlindungan kepada investor pasar modal. ”Bapepam mewajibkan emiten dan perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam dan menyediakannya pada masyarakat. Laporan tersebut harus disajikan dengan standar akuntansi yang berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Tujuan Pelatihan
1. Memahami arti pentingnya penerapan IFRS
2. Mamahami ruang lingkup dan konsep pokok IFRS
3. Memahami accounting treatment dalam IFRS
4. Memahami konsep reporting dan disclosure dalam IFRS
5. Memahami perbedaan antara IFRS dan PSAK dan konvergensi PSAK ke dalam IFRS
6. Mendalami Financial Analysis and Interpretation dalam IFRS dan perbandingannya dengan PSAK

Siapa yang Menjadi Peserta?
     Lokakarya ini diselenggarakan untuk staf / officer accounting dan finance yang ingin emiliki dasar pengetahuan yang luas mengenai best practices bidang accounting khususnya yang berkaitan dengan penerapan IFRS.

Metode Pelatihan
     Pelatihan menggunakan metode ceramah dalam memahami konsep, dan latihan/studi kasus dalam mendalami teknik aplikasinya. Serta para peserta akan membuat action plan, untuk menentukan rencana yang akan diterapkan setelah kembali ke dunia kerja


Daftar Pustaka : http://financeaccountingtraining.blogspot.com/search/label/Financial%20Reporting

Sejarah dan Perkembangan IFRS

Sejarah dan Gambaran Umum IFRS
Di era globalisasi ini banyak teknologi informasi yang semakin berkembang dan memudahkan untuk berinterkasi dan berkomunikasi satu dengan lainnya tanpa mengenal batas jarak.. Karena kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan bagi manusia di seluruh dunia untuk berkomunikasi tanpa ada batas wilayah Negara atau biasa kita sebut globalisasi.
Dampak globalisasi yang semakin kuat dan berimbas kepada pasar pasar investasi membuat pihak yang terlibat berupaya untuk mempermudah dan menyeragamkan bahasa dalam berinvestasi (bahasa pelaporan keuangan dan standar keuangan). Standar pelaporan keuangan dan standar akuntansi haruslah standar yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat global. Sehingga diperlukan standar yang sama di seluruh dunia.
IAS dan IFRS adalah standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang merupakan produk IASC dan IASB. IFRS adalah produk IASB versi baru dan IAS adalah produk IASC versi lama. Selain itu terdapat pula International Financial Reporting Intrepretation Committee (IFRIC) dan Standing Intrepretation Committee (SIC). 

Manfaat Konvergensi IFRS Secara Umum
Manfaat dari konvergensi IFRS secara umum diantaranya adalah :
Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
 
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan IFRS
- Elemen Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Komperhensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
 
Kendala Adopsi Penuh IFRS di Indonesia
Ada 3 kendala dalam mengadopsi penuh IFRS: 
1. Kurang siapnya infrastuktur seperti DSAK sebagai Financial Accounting Standart Setter.

DSAK adalah perumus SAK yang ada di Indonesia. Pada prakteknya DSAK mendapatkan berbagaimacam kritik. Diantaranya adalah minimnya partisipasi dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap exposure draft hearing PSAK yang baru akan diberlakukan. Padahal untuk dapat di “cap” kualitas generally accepted accounting principle / GAAP adalah harus melewati tahapan-tahapan yang diantaranya melibatkan seluruh stakeholeder yang terlibat.

       Selain itu status ketua dan anggota DSAK yang tidak bekerja full time membuat DSAK dipandang kurang begitu loyal dan independen. Dan yang memprihatinkan adalah belum ada satu peraturan pun yang memberikan mandate bagi DSAK untuk mengeluarkan SAK.

2.   Kondisi perundangan-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.

       Regulasi yang berkaitan dengan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di Indonesia tidak begitu jelas. Terdapat banyak perundang-undangan yang kurang mendukung terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan. Di dalam IAS 16, standar internasional memperbolehkan pengukuran aktiva tetap memakai revaluation model (ditahun berikutnya setelah aktiva di nilai berdasarkan nilai perolehannya. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat menerapkan revalution model (fair value accounting) dalam pencatatan PPE (Property, Plan, and Equipment) mulai tahun 2008 (asumsi bahwa PSAK 16 akan mulai efektif tahun 2008). Hal ini adalah perubahan yang cukup besar karena selama ini revalution model belum dapat diterapkan di Indonesia dan hanya bisa dilakukan jika ketentuan pemerintah mengijinkan.

3.    Kurang siapnya SDM dan dunia pendidikan di Indonesia

     IFRS hanyalah alat untuk mencapai kemudahan dalam berinvestasi. Yang akan menggunakan dan mengoptimalkan alat tersebut tidak lain tidak bukan hanyalah manusia itu sendiri meskipun akan sedikit di bantu dengan teknologi informasi. SDM di Indonesia haruslah dapat memahami dengan baik apa itu IFRS. Tentunya SDM-SDM yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan baik praktisi, pemerintah, hingga akademisi.
       Salah satu kelemahan SDM Indonesia adalah kesulitan dalam menerjemahkan IFRS. Jadi dalam menerjemahkan dan memahami IFRS membutuhkan waktu yang tidak singkat. Padahal perubahan-perubahan di IFRS adalah sangat cepat, sehingga saat IFRS yang sudah selesai diterjemahkan terkadang IFRS yang tidak lagi berlaku. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Negara lain yang langsung mengambil teks asli IFRS tanpa menerjemahkannya terlebih dahulu.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam menerapkan IFRS di Indonesia :
NO
ISU
PERMASALAHAN
1
Revaluasi aktiva tetap, property, dan aktiva biologi tidak diakui sebagai bagian dari ekuitas. Revaluasi aktiva tidak hanya menaikan nilai aktiva, tetapi juga dapat menurunkan nilai aktiva yang belum atau pernah direvaluasi (IAS 16, IAS 38, IAS 40, dan IAS 41)
Apakah selisih dari revaluasi aktiva-aktiva tersebut dikenakan Pajak?
Apakah selisih dari revaluasi aktiva-aktiva tadi dapat dikonversikan menjadi saham?
2
Pemegang saham dikelompokan sebagai bagian dari pihak yang memiliki hubungan istimewa. Pemegang saham BUMN adalah Negara, sedangkan pemerintah adalah penyelenggara Negara. Dalam kasus BUMN, harus bias dibedakan saat kapan pemerintah bertindak sebagai pemegang saham dan sebagai regulator.
Dalam kasus BUMN, instansi pemerintah manakah yang digolongkan sebagai pihak yang memiliki hubungan istimewa?
3
IAS dan IFRS harus diterapkan secara konsisten dengan berlandaskan kepada Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statement.
IAS dan IFRS beresiko diterapkan sebagian-sebagian oleh perbankan dan lembaga keuangan berbasis syariah.
4
Dalam menentukan nilai wajar, prioritas utama ditekankan pada penggunaan harga pasar resmi aktiva yang dinilai
Tidak semua jenis aktiva memiliki harga resmi pasar. Jika IAS dan IFRS diterapkan secara penuh maka sebagian besar nilai wajar akan ditentukan menggunakan jasa konsultan penilai. Apakah konsultan penilai memahami benar IFRS?

Buruk Sangka Penerapan IFRS di Indonesia
Telah disebutkan bahwa perekonomian Indonesia adalah berasaskan kekeluargaan. Akan tetapi semakin ke depan perekonomian Indonesia adalah Kapitalis. Tidak bisa dipungkiri lagi kedigdayaan Negara barat (Negara capital) telah mempengaruhi seluruh pola hidup masyarakat indonesia dari kehidupan sehari-hari hingga permasalahan ekonomi. 
Padahal dalam pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “ Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Disini secara jelas nampak bahwa Indonesia menjadikan asas kekeluargaan sebagai fondasi dasar perekonomiannya. Kemudian dalam pasal 33 ayat 2 yang berbunyi, “Cabang-cabang produksi yang bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan dilanjutkan pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” dari bunyinya dapat dilihat bahwa dua pasal ini mengandung intisari asas itu. 
Akan tetapi dengan kemunculan konvergensi IFRS tersebut muncul buruk sangka bahwa ada golongan-golongan yang menginginkan keterbukaan yang amat sangat di dalam dunia investasi. Terutama keterbukaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia dan makmur di Negara Indonesia. Hal tersebut tentu berseberangan dengan UUD pasal 33 tersebut. Terlebih lagi dengan adanya Undang-Undang Penanaman modal di tahun 2007 lalu maka semakin terlihat jelas bahwa ada indikasi untuk mengalihkan tanggung jawab pemerintah ke penguasa modal (kapitalis).
Hubungannya dengan IFRS adalah keseragaman global menjadi masyarakat mudah berburuk sangka bahwa pemegang kebijakan Akuntansi di Indonesia adalah kapitalisme dan mengesampingkan asas perekonomian Indonesia yang tercetak jelas di Undang-Undang. Dan dokterin penyeragaman ini dapat memunculkan indikasi miring bahwa Indonesia semakin dekat dengan sistem kapitalisme dan memudahkan investor asing untuk mengeruk kekayaan di Indonesia.

Daftar Pustaka:
http://akuntansiuny.blogspot.com

Minggu, 17 April 2011

Tugas Analisis Laporan Keuangan 5, Riris Hilda Theresia, 3DA01, 41208068

Nilai Rasio CAMEL dihitung dengan 7 indikator yaitu :

a. CAR. Berikut rumus dari CAR :

                     CAR = Total Modal / Total ATMR

Pada Laporan Keuangan PT. Bank Kesawan mengalami perubahan secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, rasio CAR sebesar (9,43) namun pada tahun 2007 dan 2008 mengalami peningkatan sebesar (10,36) (10,43)
CAR adalah suatu cara dimana suatu perusahaan bisa mengetahui seberapa besar jumlah aktiva yang memiliki resiko yang dibiayai oleh modal selain dana bank sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bank KESAWAN mampu mempertahankan sejumlah aktiva yang memiliki resiko.

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Modal. Berikut perumusan rasio aktiva tetap terhadap modal:

                    ATTM = (Aktiva Tetap + Inventaris) / Modal

Rasio ini digunakan untuk mengukur suatu kemampuan manajemen lembaga keuangan di dalam menetukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan terhadap modal. 
Pada tahun 2006 (53,79) tahun 2007 (52,74) dan pada tahun 2008 sebesar (53,97). Pada tahun 2007 bank mampu menurunkan rasio nya sebesar 1,05 tetapi pada tahun 2008 rasio mengalami kenaikan sebesar 1,23. Semakin tinggi rasio memiliki pengaruh yang cukup signifikan karena modal yang dimiliki bank kurang mencukupi di dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris.

c. Return on Assets. Rumus return of assets sebagai berikut:

                      ROA = Laba sebelum pajak (EBIT) / Rata-rata aktiva

ROA tahun 2006 (0,36) , ROA tahun 2007 (0,35) , ROA tahun 2008 (0,23). ROA (return on assets) digunakan untuk mengukur perolehan keuntungan. Semakin besar ROA , semakin besar pula keuntungan dari suatu perusahaan maupun lembaga keuangan.
Namun, rasio ROA pada bank KESAWAN belum mampu menaikkan tingkat rasio ROA nya dari tahun ke tahun mengalami penurunan tingkat rasio ROA.Pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 0,01 dan pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar (0,12)

d. Return on Equity. Rumus return on equity sebagai berikut:

                        ROE = Laba setelah pajak (EBT) / Ekuitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar laba setelah dikurangi oleh pajak. Semakin besar tingkat ROE berarti semakin besar pula laba setelah pajak (EBT).
[2006] 3,81 < [2007] 5,49 > [2008] 2,85. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan ROE sebesar 1,68 tetapi pada tahun 2008 terjadi penurunan tingkat rasio ROE sebesar 2, 64.

e. Net Interest Margin . Berikut rumus dari net interest margin:

                       NIM = Pendapatan Bunga Bersih / Aktiva Produktif
                   
 NIM tahun 2006 , 2007 , 2008 : 3,82 < 4,68 > 4,24. Pada tahun 2007 mengalami peningkatan rasio NIM sebesar 0,86 dan mengakami penurunan pada tahun 2008 sebesar 0,44. Rasio ini digunakan untuk mengukur pengelolaan aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Namun, bank KESAWAN tidak bisa mempertahankan kenaikan rasio NIM yang terjadi di 2007 di dalam penerapan rasio NIM tahun 2008..

f. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio ini digunakan untuk mengukur pengendalian biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin kecil pula biaya operasional yang seharusnya dikeluarkan. BOPO tahun 2006 , 2007 , 2008 : 97,65 > 95,16 < 102,64. Pada tahun 2007 terjadi penurunan tingkat rasio sebesar 2,49 dan pada tahun 2008 terjadi peningkatan tingkat rasio BOPO sebesar 7,48. Pada tahun 2007 rasio BOPO lah yang paling kecil.

g. Loan to Deposit Ratio. Rumus LDR sbb:

                    LDR = Total Kredit / Total Dana Pihak Ketiga

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi tingkar rasio maka semakin rendah kemampuan likuiditasnya. 2006 , 2007 , 2008 : 69,5 > 68,46 < 74,66. Pada tahun 2007 lah dimana tingkat rasio LDR lebih rendah.


Berdasarkan seluruh hasil analisis CAMEL terhadap rasio Laporan Keuangan Bank Kesawan dapat diambil kesimpulan bahwa mengalami penurunan dan peningktan rasio. Tahun 2007 adalah tahun dimana tingkat rasionya sesuai dengan 7 indikator tersebut.

                           

Sabtu, 02 April 2011

Tugas Analisis Laporan Keuangan 4, Riris Hilda Theresia, 3DA01, 41208068

Mengacu pada laporan keuangan Campbell Soup di Campbell Soup Lampiran A.

Diminta:
a. Identifikasi penyebab kenaikan ekuitas pemegang saham sebesar $101,6 juta di tahun 11.
b. Hitung rata-rata harga pembelian kembali saham selama tahun 11.
c. Hitung nilai buku saham biasa pada akhir tahun 11.
d. Bandingkan nilai buku per lembar saham dengan harga rata-rata pembelian kembali saham selama tahun   bersangkutan. mengapa kedua angka tersebut berbeda?



Bapak, saya tidak mengerti karena tidak ada contohnya.

Sabtu, 19 Maret 2011

Tugas Analisis Laporan Keuangan 3

Pertanyaan 2-24 dan 2-45

2-24.  Apakah definisi laba? Bedakan laba dengan arus kas.

               Laba adalah suatu keuntungan yang bisa menjadi salah satu faktor peningkatan kekayaan seorang investor maupun seoang wirausaha yang sedang membuka usahanya setelah pendapatan yang diterima dari hasil usaha tersebut dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang maupun jasa dari suatu perusahaan.

                Laba dengan arus kas  adalah dimana di dalam laporan arus kas terdapat secara rinci mengenai pengeluaran maupun pemasukan kas sehingga meminilisasi terjadinya penyimpangan keuangan serta memberikan informasi yang cukup bagi investor untuk menginvestasikan dananya.


2-45. Apakah analisis akuntansi. Jelaskan!

                 Analisis akuntansi adalah suatu kegiatan dimana terdapat proses evaluasi angka akuntansi perusahaan apakah angka-angka tersebut mencerminkan realitas ekonomi. Analisis akuntansi mencakup mengevaluasi resiko akuntansi perusahaan & kualitas laba, mengestimasi laba agar laporan keuangan apat lebih baik mencerminkan realitas ekonomi yang dapat membantu analisis keuangan.

Sabtu, 05 Maret 2011

Tugas Analisis Laporan Keuangan 2

Tugas Analisis Laporan Keuangan Bab 2, Soal 2-6

      Baru-baru ini seorang penyusun standar membuat pernyataan pribadi bahwa koservatisme merupakan suatu "peninggalan primitif" yang melanggar syarat "kenetralan" dari informasi akuntansi dan bahwa laporan keuangan akan lebih informatif tanpa prinsip konservatisme.
  • Apakah konservatisme? Apa alasan dari konservatisme terus-menerus mendominasi dalam laporan keuangan?
               Konservatisme adalah suatu prinsip di dalam pelaporan keuangan dimana didalam melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau melaporkan utang lebih tinggi, praktek dimana mengurangi laba dalam menanggapi berita buruk, tetapi tidak meningkatkan laba di dalam menanggapi berita baik 
               Faktor-faktor yang konservatisme terus-menerus mendominasi dalam laporan keuangan karena konsentrasi kepemilikan di Indonesia, kontrak utang, dll. Disamping itu, peran konservatisme mampu dalam mengurangi konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi pada saat pengumuman deviden.
  • Apakah Anda setuju dengan pengamatan penyusun standar di atas?
               Menurut saya pribadi, saya setuju dengan pernyataan di atas karena di dalam praktik konservatisme ini membebankan biaya dan rugi pada periode tersebut sedangkan pengakuan pendapatan dan keuntungan diakui jika keadaan tersebut sudah terealisasikan. Hal tersebutlah yang menyebabkan laba lebih bersifat fluktuatif.
  • Sebagai seorang analis, apakah Anda lebih memilih akuntansi konservatif? Apakah jawaban Anda tergantung pada tujuan analisis? Misalnya, apakah Anda lebih memilih akuntansi konservatif apabila Anda seorang ekuitas analisis?
               Di satu sisi saya setuju tetapi di sisi lain saya kurang setuju. Saya setuju dengan akuntansi konservatif jika perusahaan X sedang mengalami konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi saat deviden diumumkan.
                 Tetapi saya lebih kurang setuju karena praktik akuntansi konservatif lebih membebankan biaya dan mengakui rugi jika keadaan tersebut sudah terealisasikan. Sehingga laba dari praktik akuntasi konservatif leboh berfluktiatif dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang optimis. Disamping itu, laba yang berfluktuatif memiliki daya prediksi yang lebih rendah sehingga informasi laba tahun berjalan menjadi kurang bermanfaat di dalam memprediksi laba di masa depan.
  • Banyak yang menganggap akuntansi konservatif sebagai akuntansi yang "berkualitas tinggi". Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini? Berikan argumen mengapa Anda pikir akuntansi konservatif meningkatkan atau menghambat kualitas akuntansi?
              Saya kurang setuju dengan pernyataan di atas karena menurut saya akuntansi konservatif kurang memberikan pengaruh yang baik bagi laporan keuangan khususnya untuk memprediksi laba masa depan karena laba yang diperoleh dari akuntansi konservatif lebih bersifat fluktuatif.
  • Sebutkan akademisi yang merujuk pada dua macam konservatisme dan bentuk konservatisme manakah yang menurut Anda lebih berguna bagi seorang analisis?
                Konservatisme ada 2 macam yaitu : konservatisme tak bersyarat dan konservatisme bersyarat. Jika saya seorang analis, saya lebih memilih konservatisme tak bersyarat yang lebih berguna karena konservatisme mengarah pada nilai aset yang lebih rendah secara perpetual. Aset bersih dari suatu perusahaan akan selalu lebih rendah sedangkan konservatisme bersyarat adanya pengurangan potensi arus kas di kemudian hari sedangkan peningkatan di kemudian hari, akuntan tidak menaikkan nilainya dan hanya mencerminkan kenaikan potensi arus kas selama periode secara perlahan hanya apabila arus kas benar-benar terjadi. Menurut saya cukup merugikan jika kita memilih akuntansi konservatif bersyarat.

Minggu, 20 Februari 2011

tugas softskill analisis laporan keuangan

Soal 1-5, hal 67

 Asumsikan Anda seorang analis yang sedang mengevaluasi Mesco Company. Data yang tersedia dalam analisis keuangan Anda adalah sebagai berikut (kecuali dinyatakan lain, seluruh data adalah per 31 Desember, tahun 5)
Laba ditahan, 31 Desember Tahun 4            $98.000
Rasio margin laba kotor                                  25%
Aktiva tak lancar                                           2,5-1
Jumlah hari penjualan dlm persediaan           $280.000
Jumlah hari penjualan dlm piutang                   45 hari
Ekuitas pemegang saham trhdp total utang        4-1
Penjualan                                                     $920.000
Saham biasa: nilai nominal $15: 10.000 lembar saham ditempatkan dan beredar pada harga $21 per lembar

Diminta:
Menggunakan data tersebut, susunlah neraca per 31 Desember, tahun 5, untuk analisis Anda. Beban operasi (tidak termasuk pajak dan harga pokok penjualan tahun 5) adalah sebesar $180.000. Tarif pajak adalah 40%. Asumsikan 360 hari setahun dalam perhitungan rasio. Tidak ada deviden tunai yang dibayarkan tahun 4 atau tahun 5. Aktiva lancar terdirin dari kas, piutang, dan persediaan.
                                       
Jawaban:

Rasio Margin Laba Kotor = (Penjualan – HPP) 
                                                          Penjualan

                               25 % = (920.000 – HPP) 
                                                           920.000


                                  HPP = 920.000 – (920.000 * 25%)
                                          = 920.000 – 230.000
                                          = 690.000


                                                    Laporan Laba Rugi

Penjualan                                                              Rp 920.000
HPP                                                                       Rp 690.000
Laba Kotor                                                             Rp 230.000
Beban Operasi                                                        Rp 180.000
Laba sebelum pajak                                                 Rp   50.000
Total Pajak                                                               Rp   20.000 ( 50.000 * 40%)
Laba Bersih                                                             Rp   30.000


Jumlah hari untuk menjual persediaan = persediaan rata-rata
                                                                           HPP / 360

                                                 45 hari = persediaan rata-rata (x)
                                                                             690.000 / 360

                     Persediaan rata-rata(x) = 45 * (690.000 / 360)
                                                              = 45 * (1916,67)
                                                              = 86.250,15 (86.250 (pembulatan))


                                      Persediaan = 86.250
                                                                    2

                                                      = 43.125



                        Periode Penagihan = Piutang rata-rata
                                                            Penjualan / 360

                                         18 hari = Piutang rata-rata
                                                        920.000 / 360

                           Piutang rata-rata = 18 * (920.000 / 360)
                                                       = 18 * 2.555,5
                                                       = 45.999

                                        Piutang = 45.999
                                                                2

                                                    = 22.999,5 (22.999 (pembulatan))

Jumat, 31 Desember 2010

tulisan 4 " mudik, mudik, mudik"


Mudik, Mudik, Mudik,

               Moment yang paling indah yang pernah saya alami ketika keluarga besar saya dari mama saya pulang kampung ke Balata, Sumatera Utara dalam rangka Natal bersama menggunakan kapal laut “KM Sinabung”. Perjalanan berawal dari Pelabuhan Tanjung Priuk, kami semua menunggu kapal laut datang di ruang tunggu. Satu jam telah berlalu kami menunggu kapal laut dari waktu keberangkatan yang seharusnya jam !5.00 WIB. Setengah jam kemudian KM Sinabung berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priuk.

             Kami pun langsung bergegas memasuki kapal. Kami memesan tiket ekonomi dan pada saat itu terdapat perubahan peraturan yaitu tempat duduk berebutan dengan penumpang lain, siapa cepat dia dapat. Semua penumpang pun masuk tanpa memikirkan orang lain yang ada di sampingnya. KM Sinabung yang kami tumpangi menuju Pelabuhan Sibolga Sumatera Utara, perjalanan selama 3 hari 2 malam dan transit di Padang sekitar 1 jam. Tak lama setelah semua penumpang naik ke dalam kapal laut, kapal pun berbunyi yang menandakan bahwa kapal siap berangkat. Kapal pun mulai ditarik oleh perahu-perahu kecil agar kapal berada di tengah. Para penumpang pun sibuk membereskan seluruh barang-barangnya.

              Banyak sekali kejadian lucu dan seru yang sangat menggelitik perut jika diingat kembali. Berikut beberapa rangkaian kejadian tersebut:

1. Setelah kami membereskan barang-barang kami, kami para anak-anak pun mengambil air putih menggunakan botol aqua di tempat pengisian air minum. Ternyata antrian pun sudah banyak. 

2. Kami para anak-anak dan ibu-ibu berjalan mengelilingi kapal dan melihat Pelabuhan Tanjung Priuk yang semakin menghilang, karena sudah cape nya kami pun langsung memesan makanan .

3. Sore pun tiba, yang pasti antrian kamar mandi sudah panjang. Kami pun bergantian untuk mandi. Tak terasa pula waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, waktunya makan malam. Orangtua kami pun menyiapkan tiket-tiket untu mengantri makanan dan anak-anak terlebih dahulu yang mengantri makanan. Makanan di kapal laut tawar semua , rasa asin tak ada, rasa pedas pun tak ada pula . Tempat makanan sudah seperti di penjara saja

4. Tiap malam saya dan sepupu-sepupu saya selalu naik ke lantai paling atas untuk melihat indahnya laut,

5. Tiap siang atau sore, kami sering melihat ikan lumba-lumba yang bermunculan ke atas.

6. Nonton bioskop bersama mereka tetapi saya ketiduran di bioskop.

7. Mendengar pengumuman bahwa ada seorang anak kecil ditemukan di ruang receptionist dan ternyata anak hilang tersebu tadalah adik saya. Dan saya langsung ke ruang receptionist.

8. Kami pun transit di padang dan membeli keripik balado dan sate padang

Kami pun tiba di Sibolga dan melanjutkan perjalanan ke Balata selama 5 jam dan serentak saya bersama sepupu saya langsung muntah-muntah karena masuk angin. Perayaan Natal pun kami rayakan bersama-sama. 
Berikut gambar kapal yang kami tumpangi yaitu KM Sinabung:



Pengalaman yang sangat menyerukan dan ingin pulang kampung bersama mereka lagi.